TDS dalam Air: Memahami Total Dissolved Solids dan Kualitas Air Minum Anda

Total Dissolved Solids (TDS) adalah ukuran gabungan dari semua zat anorganik dan organik yang terlarut dalam cairan, yang ada dalam bentuk molekuler, terionisasi, atau mikrograular. Zat-zat ini dapat berupa mineral, garam, logam, kation, atau anion. Satuan TDS umumnya dinyatakan dalam miligram per liter (mg/L) atau part per million (ppm), di mana 1 mg/L setara dengan 1 ppm. 

Sumber TDS dalam air sangat bervariasi dan dapat berasal dari berbagai faktor, baik alami maupun antropogenik (aktivitas manusia):

Sumber Alami:

  • Batuan dan Tanah: Saat air mengalir melalui batuan dan tanah, ia melarutkan mineral seperti kalsium, magnesium, kalium, natrium, klorida, bikarbonat, dan sulfat. Ini adalah kontributor utama TDS di sebagian besar sumber air alami.
  • Vegetasi: Dekomposisi bahan organik dari tumbuhan juga dapat melepaskan zat terlarut ke dalam air.
  • Mata Air Alami dan Sungai: Air yang melewati formasi geologi tertentu dapat mengambil mineral dalam jumlah tinggi.

Sumber Antropogenik:

  • Limbah Industri: Pembuangan limbah dari pabrik dan industri dapat mengandung berbagai bahan kimia, logam berat, dan senyawa organik terlarut.
  • Limbah Domestik dan Pertanian: Air limbah dari rumah tangga, pupuk, pestisida, dan limpasan dari lahan pertanian dapat membawa nitrat, fosfat, dan zat terlarut lainnya ke dalam sumber air.
  • Sistem Perpipaan: Korosi pipa air dapat melepaskan logam seperti timbal, tembaga, atau besi ke dalam air.
  • Proses Pengolahan Air: Beberapa proses pengolahan air, seperti klorinasi, dapat menambahkan zat terlarut tertentu ke dalam air.

Kandungan TDS yang tinggi seringkali dikaitkan dengan air sadah (hard water) karena adanya konsentrasi kalsium dan magnesium yang tinggi. Namun, TDS juga dapat mencakup zat lain yang tidak menyebabkan kesadahan.

Dampak TDS pada Kualitas Air dan Kesehatan

Kadar TDS dalam air dapat mempengaruhi kualitas air dalam beberapa cara, baik dari segi estetika maupun kesehatan.

Dampak Estetika dan Operasional

  • Rasa dan Bau: Air dengan kadar TDS yang sangat tinggi (di atas 500 mg/L) seringkali memiliki rasa yang aneh, asin, pahit, atau logam. Ini disebabkan oleh konsentrasi mineral dan garam yang tinggi.
  • Penampilan: Air dengan TDS tinggi mungkin terlihat keruh atau memiliki endapan, meskipun tidak selalu.
  • Kerak dan Penumpukan: Mineral yang terlarut, terutama kalsium dan magnesium, dapat menyebabkan penumpukan kerak pada peralatan rumah tangga seperti ketel, pembuat kopi, pemanas air, dan pipa. Ini mengurangi efisiensi peralatan dan memperpendek umurnya.
  • Efektivitas Sabun: Air sadah (TDS tinggi karena kalsium dan magnesium) mengurangi kemampuan sabun untuk berbusa, sehingga membutuhkan lebih banyak sabun untuk membersihkan.

Dampak Kesehatan

Secara umum, TDS itu sendiri tidak dianggap sebagai kontaminan yang berbahaya bagi kesehatan. Banyak mineral yang membentuk TDS, seperti kalsium, magnesium, dan kalium, bahkan bermanfaat bagi tubuh. Namun, kadar TDS yang sangat tinggi dapat menjadi indikator adanya kontaminan berbahaya lainnya.

  • Indikator Kontaminasi: Tingginya kadar TDS bisa menjadi tanda bahwa air telah terkontaminasi oleh zat-zat berbahaya seperti logam berat (timbal, arsenik), pestisida, atau bahan kimia industri. Dalam kasus ini, bukan TDS itu sendiri yang berbahaya, melainkan zat-zat terlarut yang tidak diinginkan. 
  • Risiko Kesehatan Langsung (Sangat Jarang): Hanya pada kadar TDS yang ekstrem (ribuan mg/L), air dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti mual, muntah, atau diare pada beberapa individu. Namun, ini sangat jarang terjadi pada air minum yang diolah.
  • Pengaruh pada Individu Sensitif: Beberapa individu mungkin lebih sensitif terhadap perubahan rasa atau komposisi air, dan mungkin memilih air dengan TDS yang lebih rendah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan batas TDS untuk air minum yang dapat diterima secara estetika. Umumnya, air dengan TDS di bawah 300 mg/L dianggap sangat baik, 300-600 mg/L baik, dan di atas 1000 mg/L tidak direkomendasikan karena masalah rasa.

Pengukuran TDS dan Cara Menguranginya

Mengukur kadar TDS dalam air relatif mudah dan dapat dilakukan dengan alat khusus. Jika kadar TDS air Anda tinggi dan Anda ingin menguranginya, ada beberapa metode yang bisa diterapkan.

Cara Mengukur TDS

Pengukuran TDS paling umum dilakukan menggunakan alat digital genggam yang disebut TDS meter. Alat ini bekerja dengan mengukur konduktivitas listrik air. Semakin banyak zat terlarut dalam air, semakin tinggi konduktivitasnya, dan semakin tinggi pula pembacaan TDS-nya.

Langkah-langkah Pengukuran: 

  1. Nyalakan TDS meter.
  2. Celupkan ujung elektroda TDS meter ke dalam sampel air yang akan diuji.
  3. Tunggu beberapa detik hingga pembacaan stabil.
  4. Angka yang ditampilkan adalah kadar TDS dalam ppm atau mg/L.

TDS (Total Dissolved Solids) adalah parameter penting yang memberikan gambaran tentang jumlah zat terlarut dalam air. Meskipun TDS itu sendiri tidak selalu berbahaya, kadar yang tinggi dapat memengaruhi rasa, bau, dan penampilan air, serta menjadi indikator adanya kontaminan lain yang berpotensi merugikan kesehatan. Dengan memahami sumber TDS, dampaknya, dan cara mengukurnya, kita dapat membuat keputusan yang lebih tepat mengenai kualitas air yang kita konsumsi. Metode seperti Reverse Osmosis, distilasi, dan deionisasi menawarkan solusi efektif untuk mengurangi TDS dan memastikan air minum yang lebih murni dan aman bagi keluarga Anda.

Ingin memastikan air yang Anda konsumsi bebas dari zat terlarut berlebih? Gunakan solusi pengolahan air seperti Reverse Osmosis dan teknologi lainnya untuk menurunkan kadar TDS secara efektif. Kunjungi PJLEnviro.com untuk sistem penyaringan air berkualitas yang membantu menjaga kesehatan keluarga Anda setiap hari.

Solusi Pengolahan Air Limbah yang Inovatif

Memberikan layanan dengan standar Internasional untuk aplikasi lokal Anda sebagai penyedia solusi Pengolahan Air Limbah terkemuka di Indonesia.